Monday, September 30, 2002


mari kita pergi berlayar ....

bukankah engkau sendiri yang minta kularikan dari segala kebisingan kota jakarta ....?

dan nanti ketika senja hanya menawarkan desahan lembut angin meniup niup rambutmu yang panjang itu ....

ijinkan diriku menambah kekeheningan ini dengan satu kecupan panjang di bibirmu yang tipis....

... kuyakin nanti rasanya jauh lebih manis dari seratus biji buah strawberry .....

oh


perkataanmu diakhir minggu masih kudengar walau sudah hari selasa...

padahal engkau hanya berbisik bisik di telingaku, namun gaungnya tak juga hilang terbawa angin ...

dan gayamu itu ketika engkau tersenyum sengaja agak genit,...

memejamkan mata pun tak juga lenyap dari kelopak mataku ....

... jadinya aku tersenyum senyum kelimpungan seperti orang mabuk ...

oh


dari puncak puncak gunung kumau nyanyikan senandung senandung cinta ...

andaikan engkau melintas di lembah betapa kuberharap angin timur menyampaikannya dengan lembut kepadamu ...

.... maukah dia menggoreskannya halus di hatimu yang sensitif itu ....?

oh


menembus awan awan yang berendengan melintas di langit tinggi ...

masih saja wajahmu yang tersenyum terbayang bayang tak bisa hilang ...

... jadinya aku hanya terpaku sambil ber senandung senandung cinta menyebuti namamu berulang ulang ....

ah


kalau menjelang akhir minggu mengapa rasanya gemetaran jari jariku ...?

sebab pabila dia memang rindu membelai belai rambutmu yang indah ....

dan menyentuhi bagian bagian dagumu yang bagus itu ....,

mengapa sekarang hasratnya sudah seperti gelombang gelombang pasang....?

....membentur bentur membuat kepalaku pening karena kasmaran....

ah