Thursday, February 12, 2004

biarkan saja ombak mendebur

biarkan saja ombak mendebur debur sepanjang hari ....

aku ingin kita hanyut dengan iramanya yang monoton dan berkepanjangan ....

akankah kita lalu terlena dan tak sadarkan diri terseret arusnya yang begitu kuat ....?

... sementara genggaman jarimu mencengkeram seluruh bagian jantungku yang berdetak detak .....?

duh

siapa bilang

siapa bilang januari bukanlah waktu yang cocok untuk pergi ke pantai ...?

sebab sekalipun percik percik gerimis turun sepanjang siang ...

senyummu yang lembut menjadikan pantai kita terlebih terang ....

. . . lalu akankah segera engkau mulai permainan saling pandang kita ini ....?

duh

sekedar membayangkan kelembutanmu

sekedar membayangkan kelembutanmu sudah terasa sejuk seperti meneguk coca cola dingin di bawah terik mentari ....

kemanakah lalu harus kuteruskan mimpi siang hari yang sudah kumulai ini ...?

apakah cukup dengan menggoreskan jariku di pipimu yang lembut dan menarikmu mendekat kepadaku ....?

duh

se-kalung mutiara

se-kalung mutiara yang kupasangkan di lehermu yang putih ...

bukankah dia kelihatan cantik justru karena engkau yang mengenakannya ...?

lalu kalau kemudian engkau tersenyum dan memandangku sedemikian rupa ....

bukankah kilauannya terlebih terang dari sejuta mutiara berkerlip bersama ...?

ah

kalau hanya dihadapanku engkau kuijinkan bergaya genit segenit genitnya ....

mungkinkah aku keberatan jikalau engkau merpermainkan diriku dengan senyum dan gayamu ....?

sebab seandainya engkau berhasil membuatku terperdaya dan jatuh kedalam jaring jaring yang kau tebarkan ....

bukankah dengan rela akan kujatuhkan diriku kedalam pelukanmu yang hangat itu ....?

duh